====================
ALUR CERITA HUNTER X HUNTER
====================
Chapter 113
Teks Version by : www.beelzeta.com
Special Thanks : Yoshihiro Togashi
Secara tidak langsung waktu pelaksanaan
serangan telah disepakati, tepat pada pukul 07:00, tiga menit lagi. Dan di tengah suasana
menunggu itu, Pakunoda dan yang lainnya
telah datang.
“Hei, Pakunoda dan yang lainnya sudah
datang.” Ucap Shizuku.
“Oh?” Nobunaga kaget saat melihat Killua dan Gon.
“Kalian tertangkap lagi ya!? Hahaha, aku
mengerti, kalian pasti sudah berubah pikiran
dan mau bergabung dengan Ryodan kan?”
“Hadiah terhadap kalian sudah dibatalkan,
dan kami tak tahu itu, itu saja.” Jawab Killua.
“Jadi kalian terus saja mengikuti kami? Apa
kejadian sebelumnya tak bisa memberi kalian pelajaran? Ah, jangan-jangan ini tanda kalau kita memang jodoh.” Ucap Nobunaga lagi.
“Huh.” Sekilas Killua melirik ke arah jam,
tinggal dua menit lagi.
“Kita akan menjadi teman baik, tidakkah
kalian berpikir begitu?”
“Tidak akan!” Jawab tegas Killua.
“Kami mengikuti kalian hanya untuk
mendapat hadiah. Dan jujur saja, sebenarnya
aku tak ingin melihat wajahmu lagi.” Ucap
Killua lagi.
“Aku juga!” Gon menutup mata dan berakting dengan meyakinkan, “Kalau situasinya seperti ini, menutup mata sepertinya akan terlihat lebih natural.” Pikirnya.
“Hehe.” Nobunaga hanya tertawa, dan lalu
bertanya pada Kuroro, “Jadi, ketua, anak-
anak ini hebat bukan?? Apa kau tidak berpikir
kalau mereka punya sifat meloncat langsung
ke depan seperti yang Uvo miliki?”
“Itu karena mereka hanya anak-anak, yang
belum tahu arti dari ketakutan.” Ucap Machi,
“Ayo tanyakan seperti apa pemuda berantai
itu.”
“Sebelum itu, paku, cek mereka sekali lagi.”
Perintah Kuroro.
Deg ...
Killua dan Gon kaget, namun mereka berusaha menyembunyikan kepanikannya itu.
“Baik, apa yang harus aku tanyakan?”
“Tanyakan pada mereka, apa yang mereka
sembunyikan.”
Deg ...
Killua semakin khawatir, “Sial.” Umpatnya
dalam hati.
“Pertanyaan itu ... Dengan pertanyaan itu, dia
akan mendapat banyak jawaban. Ini buruk,
padahal sedikit lagi, sedikit lagi ...”
Killua benar-benar panik. Namun kemudian,
dari radio yang dibawa oleh Leorio, terdengar
suatu siaran, “Program ini akan segera berakhir, hanya tinggal satu menit lagi.”
“Satu menit!” Killua mengerti, “Aku harus
mengulur waktunya sedikit lagi.” Pikirnya. Dan lalu sesaat sebelum Pakunoda menyentuhnya, Killua berkata, “Percuma
saja ...
Kau bisa membaca pikiran orang yang kau
sentuh kan? Kami tak menyembunyikan
apapun, dan kami memang tak tahu apa-apa,
dan walaupun kami mengetahui sesuatu ...”
Grebbb!
Pakunoda kesal dan langsung mencengkram
dagu Killua, “Aku akan segera mengetahuinya, jadi diamlah.”
“weeek.” Gon menjulurkan lidahnya,
“Meskipun kami mengetahui sesuatu, kami
akan memikirkan hal lain agar kau tak
mengetahuinya.”
Grebb!! Pakunoda juga mencengkram dagu
Gon.
“Jangan salah paham, aku membaca pikiran
dari dasar yang paling dalam, tak akan ada
resiko walaupun kalian berusaha mengecohku. Dengan pertanyaanku, aku
mengaktifkan pikiran kalian. Ini seperti ketika
kalian melempar batu ke air, dan gelombang
akan muncul di permukaannya. Intinya,
mustahil untuk berbohong padaku.” Jelas Pakunoda.
Lagi-lagi radio terdengar, yang mengatakan
kalau jam sudah hampir pukul 07:00
“Aku selesai.” Killua yang sejak tadi berusaha
melepas rantainya telah berhasil melepasnya.
“Akan ku tanyakan, apa yang kalian sembunyikan?”
Bipp!!!
Tiba-tiba lampu ruangan itu mati, suasana menjadi gelap.
“Aku bisa melihat! Tetapi mereka tidak.” Pikir
Killua yang langsung dengan cepat mencengkram balik tangan Pakunoda, lalu
menebas dan meremukannya.
“Arkkkhhh!!!” Pakunoda berteriak. Dan lalu,
Buakkk!!!
Serangan Killua dilanjutkan oleh Gon, yang
dengan sangat cepat menendang dagu
perempuan itu.
“Seseorang di sebelah kanan meloloskan
dirinya?” Pikir kaget Machi, “Sial, aku tak
melihat apapun, mereka sudah menunggu
kondisi gelap ini.”
“!!?” Machi semakin kaget saat merasakan
sesuatu hendak menyerangnya dari samping.
Buakkk!!!
Ternyata tendangan Killua. Tapi meskipun
terpental, luka Machi tak begitu parah karena
ia sempat melakukan pertahanan.
“Aku tak akan membiarkannya lolos!” Machi
menangkap Gon dengan benangnya, lalu
menariknya.
“Uwaaaa!!!” Gon terlempar.
“Gon!!!” Killua bergegas membantu.
“Sial!” Umpat Nobunaga dalam hati, “Aku tak
bisa melihat apa-apa, kalau begini ...”
“Sial, satu-satunya cara melepaskan ikatan ini adalah, aku harus membunuhnya!!” Dengan tangannya yang tajam, Killua menusuk tepat sela bagian tengah dada Machi, berharap bisa menembus jantungnya. Akan tetapi, sebelum menembus bagian dalam, dada Machi menjepit tangan Killua dengan sangat rapat, membuatnya tak mampu menariknya kembali. Luar biasa, jepitan dada yang mengagumkan.
(WOW jepitan dada Machi. ^,^v )
“Sial! Aku tak bisa melepasnya, dia menangkap tanganku dengan ototnya.”
“Aku mendapatkanmu!!” Selanjutnya Machi
memeluk tubuh Killua dengan erat, tak
memberinya sedikitpun kesempatan untuk
lolos lagi.
(WOW pelukan erat Machi. ^,^
Killua benar benar menikmati pertarungannya,
#plakk,, ditampar para Fans Killua)
“Meskipun aku tak bisa melihat apapun, aku
tak akan membiarkanmu pergi. Saat kau
memperlihatkan niat membunuhmu, aku
menyebarkan pertahananku, dan kegelapan
ini tak akan ada gunanya. Kalau kau memang
benar-benar ingin memotong, incarlah leher.”
Ucap Machi.
“Killua!!” Gon hendak menolong Killua. Lalu,
ia pun melesatkan tendangan.
Tapi ...
Greb
Tangan Nobunaga mencengkram kakinya.
“En!!” Nobunaga menggunakan En hingga
mampu melihat di dalam kegelapan.
“Meskipun aku tak bisa melihat, aku bisa
merasakan kehadiran kalian.” Ucap Nobu.
“Sial, kita gagal.” Pikir Gon dan Killua.
“Buruk sekali, tapi tadi itu sebuah percobaan
yang bagus.” Ucap Nobu.
Whussss!!!
Tiba-tiba suatu pisau kecil melesat menuju
Nobunaga.
Tap, dengan sigap Nobu menghindar dan
pisau itu hanya menancap di tembok.
“Datangnya dari pintu masuk, mau menembakan senjata terakhirmu hah?
Kemari, tunjukan dirimu!!!” Teriak Nobu.
“Jadi lelaki yang membawa radio itu juga
terlibat ya, aku ragu kalau ia masih disini.”
Ucap Shizuku.
“Pisaunya, itu pasti dia. Tapi, itu tidak
penting ... Kita sudah mendapat apa yang
paling penting di tangan kini. Ditambah, kita
semakin terlatih di kegelapan.”
“Ya, itu benar ... Tapi, eh? Ketua? Dimana
Ketua?”
Lampu menyala dan Kuroro menghilang.
Bersambung ke Hunter x Hunter Chapter 114
ALUR CERITA HUNTER X HUNTER
====================
Chapter 113
Teks Version by : www.beelzeta.com
Special Thanks : Yoshihiro Togashi
Secara tidak langsung waktu pelaksanaan
serangan telah disepakati, tepat pada pukul 07:00, tiga menit lagi. Dan di tengah suasana
menunggu itu, Pakunoda dan yang lainnya
telah datang.
“Hei, Pakunoda dan yang lainnya sudah
datang.” Ucap Shizuku.
“Oh?” Nobunaga kaget saat melihat Killua dan Gon.
“Kalian tertangkap lagi ya!? Hahaha, aku
mengerti, kalian pasti sudah berubah pikiran
dan mau bergabung dengan Ryodan kan?”
“Hadiah terhadap kalian sudah dibatalkan,
dan kami tak tahu itu, itu saja.” Jawab Killua.
“Jadi kalian terus saja mengikuti kami? Apa
kejadian sebelumnya tak bisa memberi kalian pelajaran? Ah, jangan-jangan ini tanda kalau kita memang jodoh.” Ucap Nobunaga lagi.
“Huh.” Sekilas Killua melirik ke arah jam,
tinggal dua menit lagi.
“Kita akan menjadi teman baik, tidakkah
kalian berpikir begitu?”
“Tidak akan!” Jawab tegas Killua.
“Kami mengikuti kalian hanya untuk
mendapat hadiah. Dan jujur saja, sebenarnya
aku tak ingin melihat wajahmu lagi.” Ucap
Killua lagi.
“Aku juga!” Gon menutup mata dan berakting dengan meyakinkan, “Kalau situasinya seperti ini, menutup mata sepertinya akan terlihat lebih natural.” Pikirnya.
“Hehe.” Nobunaga hanya tertawa, dan lalu
bertanya pada Kuroro, “Jadi, ketua, anak-
anak ini hebat bukan?? Apa kau tidak berpikir
kalau mereka punya sifat meloncat langsung
ke depan seperti yang Uvo miliki?”
“Itu karena mereka hanya anak-anak, yang
belum tahu arti dari ketakutan.” Ucap Machi,
“Ayo tanyakan seperti apa pemuda berantai
itu.”
“Sebelum itu, paku, cek mereka sekali lagi.”
Perintah Kuroro.
Deg ...
Killua dan Gon kaget, namun mereka berusaha menyembunyikan kepanikannya itu.
“Baik, apa yang harus aku tanyakan?”
“Tanyakan pada mereka, apa yang mereka
sembunyikan.”
Deg ...
Killua semakin khawatir, “Sial.” Umpatnya
dalam hati.
“Pertanyaan itu ... Dengan pertanyaan itu, dia
akan mendapat banyak jawaban. Ini buruk,
padahal sedikit lagi, sedikit lagi ...”
Killua benar-benar panik. Namun kemudian,
dari radio yang dibawa oleh Leorio, terdengar
suatu siaran, “Program ini akan segera berakhir, hanya tinggal satu menit lagi.”
“Satu menit!” Killua mengerti, “Aku harus
mengulur waktunya sedikit lagi.” Pikirnya. Dan lalu sesaat sebelum Pakunoda menyentuhnya, Killua berkata, “Percuma
saja ...
Kau bisa membaca pikiran orang yang kau
sentuh kan? Kami tak menyembunyikan
apapun, dan kami memang tak tahu apa-apa,
dan walaupun kami mengetahui sesuatu ...”
Grebbb!
Pakunoda kesal dan langsung mencengkram
dagu Killua, “Aku akan segera mengetahuinya, jadi diamlah.”
“weeek.” Gon menjulurkan lidahnya,
“Meskipun kami mengetahui sesuatu, kami
akan memikirkan hal lain agar kau tak
mengetahuinya.”
Grebb!! Pakunoda juga mencengkram dagu
Gon.
“Jangan salah paham, aku membaca pikiran
dari dasar yang paling dalam, tak akan ada
resiko walaupun kalian berusaha mengecohku. Dengan pertanyaanku, aku
mengaktifkan pikiran kalian. Ini seperti ketika
kalian melempar batu ke air, dan gelombang
akan muncul di permukaannya. Intinya,
mustahil untuk berbohong padaku.” Jelas Pakunoda.
Lagi-lagi radio terdengar, yang mengatakan
kalau jam sudah hampir pukul 07:00
“Aku selesai.” Killua yang sejak tadi berusaha
melepas rantainya telah berhasil melepasnya.
“Akan ku tanyakan, apa yang kalian sembunyikan?”
Bipp!!!
Tiba-tiba lampu ruangan itu mati, suasana menjadi gelap.
“Aku bisa melihat! Tetapi mereka tidak.” Pikir
Killua yang langsung dengan cepat mencengkram balik tangan Pakunoda, lalu
menebas dan meremukannya.
“Arkkkhhh!!!” Pakunoda berteriak. Dan lalu,
Buakkk!!!
Serangan Killua dilanjutkan oleh Gon, yang
dengan sangat cepat menendang dagu
perempuan itu.
“Seseorang di sebelah kanan meloloskan
dirinya?” Pikir kaget Machi, “Sial, aku tak
melihat apapun, mereka sudah menunggu
kondisi gelap ini.”
“!!?” Machi semakin kaget saat merasakan
sesuatu hendak menyerangnya dari samping.
Buakkk!!!
Ternyata tendangan Killua. Tapi meskipun
terpental, luka Machi tak begitu parah karena
ia sempat melakukan pertahanan.
“Aku tak akan membiarkannya lolos!” Machi
menangkap Gon dengan benangnya, lalu
menariknya.
“Uwaaaa!!!” Gon terlempar.
“Gon!!!” Killua bergegas membantu.
“Sial!” Umpat Nobunaga dalam hati, “Aku tak
bisa melihat apa-apa, kalau begini ...”
“Sial, satu-satunya cara melepaskan ikatan ini adalah, aku harus membunuhnya!!” Dengan tangannya yang tajam, Killua menusuk tepat sela bagian tengah dada Machi, berharap bisa menembus jantungnya. Akan tetapi, sebelum menembus bagian dalam, dada Machi menjepit tangan Killua dengan sangat rapat, membuatnya tak mampu menariknya kembali. Luar biasa, jepitan dada yang mengagumkan.
(WOW jepitan dada Machi. ^,^v )
“Sial! Aku tak bisa melepasnya, dia menangkap tanganku dengan ototnya.”
“Aku mendapatkanmu!!” Selanjutnya Machi
memeluk tubuh Killua dengan erat, tak
memberinya sedikitpun kesempatan untuk
lolos lagi.
(WOW pelukan erat Machi. ^,^
Killua benar benar menikmati pertarungannya,
#plakk,, ditampar para Fans Killua)
“Meskipun aku tak bisa melihat apapun, aku
tak akan membiarkanmu pergi. Saat kau
memperlihatkan niat membunuhmu, aku
menyebarkan pertahananku, dan kegelapan
ini tak akan ada gunanya. Kalau kau memang
benar-benar ingin memotong, incarlah leher.”
Ucap Machi.
“Killua!!” Gon hendak menolong Killua. Lalu,
ia pun melesatkan tendangan.
Tapi ...
Greb
Tangan Nobunaga mencengkram kakinya.
“En!!” Nobunaga menggunakan En hingga
mampu melihat di dalam kegelapan.
“Meskipun aku tak bisa melihat, aku bisa
merasakan kehadiran kalian.” Ucap Nobu.
“Sial, kita gagal.” Pikir Gon dan Killua.
“Buruk sekali, tapi tadi itu sebuah percobaan
yang bagus.” Ucap Nobu.
Whussss!!!
Tiba-tiba suatu pisau kecil melesat menuju
Nobunaga.
Tap, dengan sigap Nobu menghindar dan
pisau itu hanya menancap di tembok.
“Datangnya dari pintu masuk, mau menembakan senjata terakhirmu hah?
Kemari, tunjukan dirimu!!!” Teriak Nobu.
“Jadi lelaki yang membawa radio itu juga
terlibat ya, aku ragu kalau ia masih disini.”
Ucap Shizuku.
“Pisaunya, itu pasti dia. Tapi, itu tidak
penting ... Kita sudah mendapat apa yang
paling penting di tangan kini. Ditambah, kita
semakin terlatih di kegelapan.”
“Ya, itu benar ... Tapi, eh? Ketua? Dimana
Ketua?”
Lampu menyala dan Kuroro menghilang.
Bersambung ke Hunter x Hunter Chapter 114
0 komentar: