====================
ALUR CERITA HUNTER X HUNTER
====================
Chapter 121
6 SEPTEMBER BAGIAN 2
Ditulis : Dj
Mangaka : Yoshihiro Togashi
Di gedung B tempat acara pelelangan akan segera dimulai, pembawa acara yg cantik akan membuka acaranya.
“Selamat datang para hadirin. Semua barang yg anda temukan diruangan ini memiliki karakteristik khusus. Dan, kami dapat mengatakan bahwa hadirin yg berkumpul disini juga "khusus".
Kehadiran anda disini adalah bukti kuat yg menyatakan anda adalah kolektor sejati dengan satu tujuan dan bangga akan hal itu, saya menganjurkan anda untuk ambil bagian di lelang ini untuk mendapatkan barang yg anda mau tanpa mempedulikan pandangan masyarakat terhadap anda.” Ucap pembawa acara.
Prok..
Prok..
Prok..
Para peserta bertepuk tangan membuka acara pelelangan.
“Langsung saja ke barang pertama!! Fosil Deodorozaurus!!” Ucap pembawa acara dan menunjukkan barang pertama berbentuk bongkahan batu diameter 30cm.
@[273425049430283:]
Beralih ketempat Kurapika yg sedang dirawat karena demam.
“Jam berapa sekarang?” Tanya Kurapika yg mulai terbangun.
“2 siang, 6 september.” Jawab Leorio yg berada disampingnya.
“......
Jadi, aku hampir tidur selama 12 jam?” Ucap Kurapika yg masih terbaring.
“Seperti yg aku pikirkan. Dia pikir ini yg kelima.” Bisik Leorio pada Senritsu.
“Kau masih demam. Sebaiknya kau tidur lagi.” Pinta Senritsu.
“Neon...? Apakah dia pergi ke lelang bawah tanah?” Tanya Kurapika.
“Lelangnya tidak berlangsung. Mereka mempelajari apa yg terjadi tahun ini dengan Ryodan, dan lelang bawah tanah tidak akan berlangsung. Tampaknya, benda yg tersisa akan dijual di website komunitas mafia dan itu tampaknya cukup meyakinkan Neon.” Ucap Senritsu berbohong.
“Aku tidak percaya denganmu.” Tanggap Kurapika.
“Huh?” Ucap Senritsu.
“Dia menyukai kegembiraan di ruang lelang. Aku tidak percaya dia akan puas hanya dengan lelang yg dilakukan di internet.” Ucap Kurapika.
“Scuwala dibunuh.” Jelas Senritsu.
“!”
“Elisa benar-benar hancur. Aku pikir Scuwala dan dia benar-benar jatuh cinta.
Dia benar-benar tergerak saat melihat kondisi Elisa. Dia bahkan berkata ingin pulang. Dia sudah menuju ke bandara, sebenarnya mereka pergi kemarin.” Ucap Senritsu.
“Oh...”
“Kau lihat, kau masih dapat beristirahat...” Ucap Senritsu dan Kurapika langsung kembali tidur.
@[273425049430283:]
Kembali ke gedung B, tempat acara pelelangan.
Peserta langsung terkejut saat melihat benda mirip video game ditampilkan dilayar monitor.
“Lelang berlanjut dengan game yg misterius : Greed Island!
Mohon melihat layar di depan!!” Jelas pembawa acara.
Para peserta lelang mulai bertanya-tanya tentang barang tersebut.
“Aneh...
Konsolnya ringan, tapi aku tidak melihat ada aliran energi.” Ucap salah seorang peserta lelang.
“Bebarapa hadirin mungkin sudah menyadarinya...
Konsol ini tidak menggunakan listrik, melainkan energi yg misterius!” Ucap pembawa acara dan mengeluarkan benda itu.
Kemudian salah seorang yg bertubuh besar dengan membawa palu, keluar dari balik panggung. Orang itu langsung menghujamkan palunya ke barang game itu.
Braaakk...
Mejanya hancur tapi benda game Greed Island tetap utuh dan mengeluarkan suatu aura.
“Anda lihat? Tidak ada kerusakan sama sekali!!! Konsol ini adalah konsol biasa! Secara normal, konsol itu akan hancur berkeping-keping, tapi...
Berkat energi misterius yg mengalir, energi itu melindunginya dari serangan luar. Selama pemain masih didalam permainan...!!” Ucap pembawa acara dan para peserta mulai bingung dan kagum dengan benda itu.
Kemudian daftar pemain game ditampilkan dilayar monitor.
“Tolong lihat layar permainan.” Pinta pembawa acara.
Wajah seorang pria tua berjanggut yg ditampilkan dilayar pertanda orang tersebut telah bermain didalam game Greed Island.
“Pria ini sedang bermain. Dia berada didalam permainan. Layar permainan tidak akan menunjukkan apa-apa. Hanya pemain yg ada didalam permainan yg bisa melihat...
Apa yg terjadi dipermainan tersebut.
Mari kita lanjutkan dengan proses pendapatan permainan ini. Barang lelang ini muncul dari kontrak sang pemain sendiri. Pria ini adalah Jeitosari, Hunter Profesional...
Dia memiliki 7 salinan Greed Island dengan harga 5,8 Milyar Jeni.” Jelas pembawa acara.
“.....Jadi, bukan Ging yg membawa mereka kemari...” Pikir Gon.
“Dia mempercayakan kontrak ini ke pengacaranya. Jika, pada tanggal 1 januari, tidak ada yg berhasil untuk menyelesaikan permainan Greed Island, dinyatakan bahwa saya akan menyumbangkan permainan ini dan konsolnya ke Southern Peace untuk dijual... Dan karena masih ada pemain di dalam permainan, termasuk diri saya...
Saya akan mempercayakannya kepada penerus muda saya untuk menyelesaikan permainan ini!! - Jeitosari, Hunter Profesional.
Jadi, itulah cara kami mendapatkan ketujuh salinan permainan Greed Island tapi sayang sekali, dari ketujuh salinan, dua salinan sudah menujukkan game over.
Saat game over muncul, itu berarti sang pemain sudah tewas.
Mayat dari kedua pemain tersebut ditemukan dekat tempat permainan.
Permainan ini benar-benar sangat berbahaya! Untuk keamanan, kami sarankan untuk tidak menawar permainan ini.
Kami hanya meminta para hadirin yg sudah mempersiapkan diri di lelang ini!
Mari pasang harga...
1 Milyar Jeni!!” Ucap pembawa acara.
“1,1 Milyar.”
“1,5!”
Para peserta mulai menawar.
“Nomor 105 menggandakan harganya menjadi 3 Milyar!” Ucap pembawa acara.
Milluki ternyata juga ikut dalam pelelangan dan menawar harga game Greed Island seharga 6 milyar.
Battera mengangkat jempolnya yg berarti menawar seharga 2kali lipat dari sebelumnya yaitu menjadi 12 Milyar.
“Kita menunjukkan harganya dengan tangan...” Ucap Gon.
“Ya.
Juru lelang mengumumkan nomor yg membuat tawaran tertinggi.” Tanggap Zepairu yg duduk disebelah Gon dan Killua.
“Apa artinya ini?” Gon mengangkat jempolnya.
Pembawa acara langsung melihat ke arah Gon.
“Nomor 201 menggandakan harganya menjadi 24 Milyar!!”
Gon langsung bingung.
“BODOH!!! Kau baru saja menggandakan penawaran terakhir!!! Nomormu baru saja dipanggil, kita akan mendapat masalah jika ingin keluar dari masalah ini hanya dengan kata maaf, itu kesalahan!!” Teriak Zepairu memarahi Gon.
“Tidak ada tawaran lagi?” Ucap Killua.
“Apa yg harus kita lakukan...?! Gon mulai panik.
“Jika lelang berakhir dengan harga itu, dan kita ketahuan hanya memiliki 0 Jeni...
Skenario terburuk, kita akan dituduh dengan penipuan dan tawaran tinggi yg haram, dan berakhir dipenjara...” Jelas Zepairu dan membuat panik suanana.
Tiba-tiba, Battera mengangkat jari kelingking dan jari tengahnya secara bersamaan.
Pembawa acara langsung melihat Battera, “Nomor 16 menawarkan 25 Milyar!”
[Nb: di Southern Peace, penawaran dilakukan dalam 3 tahap: sepuluhan, seratusan, dan seribuan. Contoh, jika harga awal adalah 1 Milyar Jeni, harganya akan bertambah dengan penanda tangan kanan.
-jari kelingking.
-jari kelingking+jari tengah.
-jari kelingking+jari tengah+jari manis.
-kelima jari.
-jempol.
Selama lelang, jika tawaran bertambah sangat cepat, unit pertama(disini : 10.000) tidak akan digunakan.]
“Hati-hati, sialan!
Meskipun aku juga hampir melakukannya.” Ucap Killua.
“Kita hampir mati.” Ucap Zepairu.
Milluki tak tinggal diam, dia mengangkat jari kelingking, “Sial!”
“25,5 Milyar dari nomor 71.” Ucap pembawa acara.
Battera terus memojokkan Milluki, dia mengangkat jari kelingking+jari tengah.
Dan menutup penawaran game Greed Island.
@[273425049430283:]
Pelelangan selesai dan Battera mendapatkan game tersebut senilai 30,5 Milyar.
Diruangan Battera.
“30,5 Milyar...?” Ucap Tzesugera.
“5 milyar yang terakhir tidak diperlukan nomor 71 tidak akan menawar setinggi itu.” sambungnya lagi.
“Tak apa-apa. Aku hanya memperjelas bahwa aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkan permainan itu.” Ujar Battera.
Terlihat Battera yang melirik ke arah Gon dan Killua yang menghampiri dia.
“Permisi kami hunter dan kami ingin mencoba menyelesaikan permainan ini.” ucap Gon memberitahu maksud mereka datang.
“Bocah.”
“Tuan Battera sangat sibuk sekarang, dia tidak punya waktu untuk bermain-main.” Tahan kedua bodyguard milik Battera
“ini bukan lelucon! Kami benar-benar hunter profesional.” Ucap Gon dan Killua meyakinkan.
“Apa...!!!” Kaget salah satu bodyguard.
“Berarti, kalian mempunyai lisensi?” tanya Battera.
“Ya.” Jawab Gon.
“Tidak. Lisensi itu masih di pegadaian.” Ucap Killua.
“Err, sebenarnya...” ujar Gon.
“Itu yang kupikirkan! Keluar dari sini!” Marah Tzesugera.
“Tapi itu benar.” Teriak Gon.
“Tunggu sebentar.” Tahan Battera.
“Tuan Battera...” Panggil Tzesugera.
“Kalian berhasil masuk ke sini, menunjukkan kalian bukan orang biasa, tapi itu belum cukup membuatku untuk percaya semua yang kau katakan. Memang benar kalau aku mempekerjakan hunter untuk menyelesaikan permainan, tapi aku sangat ketat dalam memilih, dan saat ini, kami hanya memilih orang yang mempunyai kemampuan.
Jumlah pemain terbatas aku minta maaf, tapi sekarang, aku tidak dapat mempekerjakan kalian.” Ujar Battera.
“Padahal aku pikir, ini akan berhasil.” Bisik Killua.
Killua terlihat sedang mengingat kata-kata Gon.
Kembali ke waktu mereka berada di kamar
“Rencana kita gagal..? Kita tidak peduli dengan permainan yang susah-susah didapat yang kita mau hanya informasi didalamnya,
kau ingat milyuner bernama Battera, menawarkan upah tinggi bagi yang dapat menyelesaikan permainannya? Aku yakin dia akan datang ke pelelangan jika dia sangat menginginkan permainan tersebut diselesaikan, dan dari info yang ku dengar, aku yakin dia juga mencari pemain yang berpotensial.” Jelas Gon pada Killua.
Kembali ke waktu sekarang.
“Jumlah pemain terbatas? Aku kira di katalog disebutkan jumlah pemain tidak terbatas..” Tanya Gon.
“Ya.” Sahut Killua.
“Jumlah peserta memang tidak terbatas, tapi kau perlu menyimpan data permainan, benar? Untuk itu memory card diperlukan, di memory card, hanya data satu pemain yang bisa disimpan tidak menghitung penyimpannya, setiap konsol memperbolehkan 8 pemain.” Jelas Battera.
“Sekarang yang aku pikirkan, ketiga puluh file memory card hanya bisa dibaca di Greed Island.” Ucap Gon pada Killua.
Mendengar kata-kata Gon, Battera menjadi kaget, “Katakan...” Ucap Battera yang membuat Gon dan Killua bingung.
“Darimana kau tahu hal itu?
K...kau sudah memainkan Greed Island?!” Tanya Battera.
“Tidak, kami hanya mempunyai data penyimpanannya.” Jawab Gon.
“Apakah mereka mengatakan yang sebenarnya..? Jika benar mereka pasti juga mempunyai...” Pikir Battera tak percaya.
“Kalian melihatnya, bukan? Saat permainan berlangsung, konsol itu dilindungi oleh suatu energi, dan mustahil mematikan atau
memindahkan memory card... Tapi, tidak mustahil jika memasukkan sesuatu. Andai kata... Card ini asli, kalian harus mempunyai benda lain untuk memindahkannya.” Jelas Battera.
“Apakah mungkin...” Ucap Gon pada Killua.
“Cincin itu!” Ucap Killua menyambung kata-kata Gon.
Battera sangat kaget mendengar pembicaraan Gon dan Killua.
“Mereka tahu cincin itu... Card itu asli...!!!” Pikir Battera.
“Tampaknya mereka telah memenuhi persyaratan untuk ambil bagian dalam test.” Ucap Battera pada Tzesugera.
“Kalian tahu bagaimana menggunakan Nen, benar? Dapatkah kalian memperlihatkan padaku Ren kalian?” Pinta Tzesugera.
Gon dan Killua pun saling pandang sambil tersenyum senang.
“Tentu.” jawab mereka bersamaan.
Gon dan Killua pun mengaktifkan Ren. Tubuhnya diselubungi aura.
“Jadi, Tzesugera?” Tanya Battera.
“Tidak bisa.” Jawab Tzesugera yang membuat Gon dan Killua bingung.
“Jika mereka masuk ke permainan, mereka akan mati.” Lanjutnya.
Bersambung ke chapter 122.
@[273425049430283:]
ALUR CERITA HUNTER X HUNTER
====================
Chapter 121
6 SEPTEMBER BAGIAN 2
Ditulis : Dj
Mangaka : Yoshihiro Togashi
Di gedung B tempat acara pelelangan akan segera dimulai, pembawa acara yg cantik akan membuka acaranya.
“Selamat datang para hadirin. Semua barang yg anda temukan diruangan ini memiliki karakteristik khusus. Dan, kami dapat mengatakan bahwa hadirin yg berkumpul disini juga "khusus".
Kehadiran anda disini adalah bukti kuat yg menyatakan anda adalah kolektor sejati dengan satu tujuan dan bangga akan hal itu, saya menganjurkan anda untuk ambil bagian di lelang ini untuk mendapatkan barang yg anda mau tanpa mempedulikan pandangan masyarakat terhadap anda.” Ucap pembawa acara.
Prok..
Prok..
Prok..
Para peserta bertepuk tangan membuka acara pelelangan.
“Langsung saja ke barang pertama!! Fosil Deodorozaurus!!” Ucap pembawa acara dan menunjukkan barang pertama berbentuk bongkahan batu diameter 30cm.
@[273425049430283:]
Beralih ketempat Kurapika yg sedang dirawat karena demam.
“Jam berapa sekarang?” Tanya Kurapika yg mulai terbangun.
“2 siang, 6 september.” Jawab Leorio yg berada disampingnya.
“......
Jadi, aku hampir tidur selama 12 jam?” Ucap Kurapika yg masih terbaring.
“Seperti yg aku pikirkan. Dia pikir ini yg kelima.” Bisik Leorio pada Senritsu.
“Kau masih demam. Sebaiknya kau tidur lagi.” Pinta Senritsu.
“Neon...? Apakah dia pergi ke lelang bawah tanah?” Tanya Kurapika.
“Lelangnya tidak berlangsung. Mereka mempelajari apa yg terjadi tahun ini dengan Ryodan, dan lelang bawah tanah tidak akan berlangsung. Tampaknya, benda yg tersisa akan dijual di website komunitas mafia dan itu tampaknya cukup meyakinkan Neon.” Ucap Senritsu berbohong.
“Aku tidak percaya denganmu.” Tanggap Kurapika.
“Huh?” Ucap Senritsu.
“Dia menyukai kegembiraan di ruang lelang. Aku tidak percaya dia akan puas hanya dengan lelang yg dilakukan di internet.” Ucap Kurapika.
“Scuwala dibunuh.” Jelas Senritsu.
“!”
“Elisa benar-benar hancur. Aku pikir Scuwala dan dia benar-benar jatuh cinta.
Dia benar-benar tergerak saat melihat kondisi Elisa. Dia bahkan berkata ingin pulang. Dia sudah menuju ke bandara, sebenarnya mereka pergi kemarin.” Ucap Senritsu.
“Oh...”
“Kau lihat, kau masih dapat beristirahat...” Ucap Senritsu dan Kurapika langsung kembali tidur.
@[273425049430283:]
Kembali ke gedung B, tempat acara pelelangan.
Peserta langsung terkejut saat melihat benda mirip video game ditampilkan dilayar monitor.
“Lelang berlanjut dengan game yg misterius : Greed Island!
Mohon melihat layar di depan!!” Jelas pembawa acara.
Para peserta lelang mulai bertanya-tanya tentang barang tersebut.
“Aneh...
Konsolnya ringan, tapi aku tidak melihat ada aliran energi.” Ucap salah seorang peserta lelang.
“Bebarapa hadirin mungkin sudah menyadarinya...
Konsol ini tidak menggunakan listrik, melainkan energi yg misterius!” Ucap pembawa acara dan mengeluarkan benda itu.
Kemudian salah seorang yg bertubuh besar dengan membawa palu, keluar dari balik panggung. Orang itu langsung menghujamkan palunya ke barang game itu.
Braaakk...
Mejanya hancur tapi benda game Greed Island tetap utuh dan mengeluarkan suatu aura.
“Anda lihat? Tidak ada kerusakan sama sekali!!! Konsol ini adalah konsol biasa! Secara normal, konsol itu akan hancur berkeping-keping, tapi...
Berkat energi misterius yg mengalir, energi itu melindunginya dari serangan luar. Selama pemain masih didalam permainan...!!” Ucap pembawa acara dan para peserta mulai bingung dan kagum dengan benda itu.
Kemudian daftar pemain game ditampilkan dilayar monitor.
“Tolong lihat layar permainan.” Pinta pembawa acara.
Wajah seorang pria tua berjanggut yg ditampilkan dilayar pertanda orang tersebut telah bermain didalam game Greed Island.
“Pria ini sedang bermain. Dia berada didalam permainan. Layar permainan tidak akan menunjukkan apa-apa. Hanya pemain yg ada didalam permainan yg bisa melihat...
Apa yg terjadi dipermainan tersebut.
Mari kita lanjutkan dengan proses pendapatan permainan ini. Barang lelang ini muncul dari kontrak sang pemain sendiri. Pria ini adalah Jeitosari, Hunter Profesional...
Dia memiliki 7 salinan Greed Island dengan harga 5,8 Milyar Jeni.” Jelas pembawa acara.
“.....Jadi, bukan Ging yg membawa mereka kemari...” Pikir Gon.
“Dia mempercayakan kontrak ini ke pengacaranya. Jika, pada tanggal 1 januari, tidak ada yg berhasil untuk menyelesaikan permainan Greed Island, dinyatakan bahwa saya akan menyumbangkan permainan ini dan konsolnya ke Southern Peace untuk dijual... Dan karena masih ada pemain di dalam permainan, termasuk diri saya...
Saya akan mempercayakannya kepada penerus muda saya untuk menyelesaikan permainan ini!! - Jeitosari, Hunter Profesional.
Jadi, itulah cara kami mendapatkan ketujuh salinan permainan Greed Island tapi sayang sekali, dari ketujuh salinan, dua salinan sudah menujukkan game over.
Saat game over muncul, itu berarti sang pemain sudah tewas.
Mayat dari kedua pemain tersebut ditemukan dekat tempat permainan.
Permainan ini benar-benar sangat berbahaya! Untuk keamanan, kami sarankan untuk tidak menawar permainan ini.
Kami hanya meminta para hadirin yg sudah mempersiapkan diri di lelang ini!
Mari pasang harga...
1 Milyar Jeni!!” Ucap pembawa acara.
“1,1 Milyar.”
“1,5!”
Para peserta mulai menawar.
“Nomor 105 menggandakan harganya menjadi 3 Milyar!” Ucap pembawa acara.
Milluki ternyata juga ikut dalam pelelangan dan menawar harga game Greed Island seharga 6 milyar.
Battera mengangkat jempolnya yg berarti menawar seharga 2kali lipat dari sebelumnya yaitu menjadi 12 Milyar.
“Kita menunjukkan harganya dengan tangan...” Ucap Gon.
“Ya.
Juru lelang mengumumkan nomor yg membuat tawaran tertinggi.” Tanggap Zepairu yg duduk disebelah Gon dan Killua.
“Apa artinya ini?” Gon mengangkat jempolnya.
Pembawa acara langsung melihat ke arah Gon.
“Nomor 201 menggandakan harganya menjadi 24 Milyar!!”
Gon langsung bingung.
“BODOH!!! Kau baru saja menggandakan penawaran terakhir!!! Nomormu baru saja dipanggil, kita akan mendapat masalah jika ingin keluar dari masalah ini hanya dengan kata maaf, itu kesalahan!!” Teriak Zepairu memarahi Gon.
“Tidak ada tawaran lagi?” Ucap Killua.
“Apa yg harus kita lakukan...?! Gon mulai panik.
“Jika lelang berakhir dengan harga itu, dan kita ketahuan hanya memiliki 0 Jeni...
Skenario terburuk, kita akan dituduh dengan penipuan dan tawaran tinggi yg haram, dan berakhir dipenjara...” Jelas Zepairu dan membuat panik suanana.
Tiba-tiba, Battera mengangkat jari kelingking dan jari tengahnya secara bersamaan.
Pembawa acara langsung melihat Battera, “Nomor 16 menawarkan 25 Milyar!”
[Nb: di Southern Peace, penawaran dilakukan dalam 3 tahap: sepuluhan, seratusan, dan seribuan. Contoh, jika harga awal adalah 1 Milyar Jeni, harganya akan bertambah dengan penanda tangan kanan.
-jari kelingking.
-jari kelingking+jari tengah.
-jari kelingking+jari tengah+jari manis.
-kelima jari.
-jempol.
Selama lelang, jika tawaran bertambah sangat cepat, unit pertama(disini : 10.000) tidak akan digunakan.]
“Hati-hati, sialan!
Meskipun aku juga hampir melakukannya.” Ucap Killua.
“Kita hampir mati.” Ucap Zepairu.
Milluki tak tinggal diam, dia mengangkat jari kelingking, “Sial!”
“25,5 Milyar dari nomor 71.” Ucap pembawa acara.
Battera terus memojokkan Milluki, dia mengangkat jari kelingking+jari tengah.
Dan menutup penawaran game Greed Island.
@[273425049430283:]
Pelelangan selesai dan Battera mendapatkan game tersebut senilai 30,5 Milyar.
Diruangan Battera.
“30,5 Milyar...?” Ucap Tzesugera.
“5 milyar yang terakhir tidak diperlukan nomor 71 tidak akan menawar setinggi itu.” sambungnya lagi.
“Tak apa-apa. Aku hanya memperjelas bahwa aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkan permainan itu.” Ujar Battera.
Terlihat Battera yang melirik ke arah Gon dan Killua yang menghampiri dia.
“Permisi kami hunter dan kami ingin mencoba menyelesaikan permainan ini.” ucap Gon memberitahu maksud mereka datang.
“Bocah.”
“Tuan Battera sangat sibuk sekarang, dia tidak punya waktu untuk bermain-main.” Tahan kedua bodyguard milik Battera
“ini bukan lelucon! Kami benar-benar hunter profesional.” Ucap Gon dan Killua meyakinkan.
“Apa...!!!” Kaget salah satu bodyguard.
“Berarti, kalian mempunyai lisensi?” tanya Battera.
“Ya.” Jawab Gon.
“Tidak. Lisensi itu masih di pegadaian.” Ucap Killua.
“Err, sebenarnya...” ujar Gon.
“Itu yang kupikirkan! Keluar dari sini!” Marah Tzesugera.
“Tapi itu benar.” Teriak Gon.
“Tunggu sebentar.” Tahan Battera.
“Tuan Battera...” Panggil Tzesugera.
“Kalian berhasil masuk ke sini, menunjukkan kalian bukan orang biasa, tapi itu belum cukup membuatku untuk percaya semua yang kau katakan. Memang benar kalau aku mempekerjakan hunter untuk menyelesaikan permainan, tapi aku sangat ketat dalam memilih, dan saat ini, kami hanya memilih orang yang mempunyai kemampuan.
Jumlah pemain terbatas aku minta maaf, tapi sekarang, aku tidak dapat mempekerjakan kalian.” Ujar Battera.
“Padahal aku pikir, ini akan berhasil.” Bisik Killua.
Killua terlihat sedang mengingat kata-kata Gon.
Kembali ke waktu mereka berada di kamar
“Rencana kita gagal..? Kita tidak peduli dengan permainan yang susah-susah didapat yang kita mau hanya informasi didalamnya,
kau ingat milyuner bernama Battera, menawarkan upah tinggi bagi yang dapat menyelesaikan permainannya? Aku yakin dia akan datang ke pelelangan jika dia sangat menginginkan permainan tersebut diselesaikan, dan dari info yang ku dengar, aku yakin dia juga mencari pemain yang berpotensial.” Jelas Gon pada Killua.
Kembali ke waktu sekarang.
“Jumlah pemain terbatas? Aku kira di katalog disebutkan jumlah pemain tidak terbatas..” Tanya Gon.
“Ya.” Sahut Killua.
“Jumlah peserta memang tidak terbatas, tapi kau perlu menyimpan data permainan, benar? Untuk itu memory card diperlukan, di memory card, hanya data satu pemain yang bisa disimpan tidak menghitung penyimpannya, setiap konsol memperbolehkan 8 pemain.” Jelas Battera.
“Sekarang yang aku pikirkan, ketiga puluh file memory card hanya bisa dibaca di Greed Island.” Ucap Gon pada Killua.
Mendengar kata-kata Gon, Battera menjadi kaget, “Katakan...” Ucap Battera yang membuat Gon dan Killua bingung.
“Darimana kau tahu hal itu?
K...kau sudah memainkan Greed Island?!” Tanya Battera.
“Tidak, kami hanya mempunyai data penyimpanannya.” Jawab Gon.
“Apakah mereka mengatakan yang sebenarnya..? Jika benar mereka pasti juga mempunyai...” Pikir Battera tak percaya.
“Kalian melihatnya, bukan? Saat permainan berlangsung, konsol itu dilindungi oleh suatu energi, dan mustahil mematikan atau
memindahkan memory card... Tapi, tidak mustahil jika memasukkan sesuatu. Andai kata... Card ini asli, kalian harus mempunyai benda lain untuk memindahkannya.” Jelas Battera.
“Apakah mungkin...” Ucap Gon pada Killua.
“Cincin itu!” Ucap Killua menyambung kata-kata Gon.
Battera sangat kaget mendengar pembicaraan Gon dan Killua.
“Mereka tahu cincin itu... Card itu asli...!!!” Pikir Battera.
“Tampaknya mereka telah memenuhi persyaratan untuk ambil bagian dalam test.” Ucap Battera pada Tzesugera.
“Kalian tahu bagaimana menggunakan Nen, benar? Dapatkah kalian memperlihatkan padaku Ren kalian?” Pinta Tzesugera.
Gon dan Killua pun saling pandang sambil tersenyum senang.
“Tentu.” jawab mereka bersamaan.
Gon dan Killua pun mengaktifkan Ren. Tubuhnya diselubungi aura.
“Jadi, Tzesugera?” Tanya Battera.
“Tidak bisa.” Jawab Tzesugera yang membuat Gon dan Killua bingung.
“Jika mereka masuk ke permainan, mereka akan mati.” Lanjutnya.
Bersambung ke chapter 122.
@[273425049430283:]