====================
ALUR CERITA HUNTER X HUNTER
====================
Chapter 120
6 SEPTEMBER BAGIAN 1
Ditulis : Dj
Mangaka : Yoshihiro Togashi
Disebuah apartemen, dan didalam ruangan dimana Kurapika sedang dirawat karena mengalami demam.
Senritsu, Leorio dan Zepairu sedang menjaganya.
“Bagaimana dengan demam Kurapika?” Tanya Zepairu.
“Sudah agak membaik sedikit. 24 jam telah lewat.”
“Dia tertidur dengan lelapnya. Lagipula dia butuh istirahat.” Ucap Zepairu.
“Sulingku tidak berpengaruh, jadi...Aku pikir ini bukan demam biasa yg ada kaitannya dengan kelelahan atau penyakit.” Jelas Senritsu.
“Jika kita tidak melihat perkembangan hari ini, kita akan memanggil dokter, walaupun akan beresiko. Jika kita tidak membawanya ke rumah sakit, aku dapat memanggilkan temanku untuk datang.” Usul Zepairu sambil mengangkat jempol.
“Terima kasih.” Ucap Senritsu.
@[273425049430283:]
Sementara itu ditempat lain, terlihat Gon dan Killua sedang ngobrol didalam kamar.
“Jika saja demamnya akan terus berlanjut...” Ucap Gon.
“Yah...Itu benar...” Sela Killua.
“Er...Iya...Tapi...” Ucap Gon.
“Tunggu sebentar! Apakah kau menyadari yg aku katakan.” Bingung Killua.
“Jika pelelangan akan berakhir seperti ini...Semuanya akan berakhir tanpa pertarungan lainnya dengan Ryodan. Aku tidak tahu kenapa, tapi aku rasa Kurapika seharusnya tidak bertarung dengan Ryodan lagi.” Ucap Gon.
“Yah...Jika dia benar benar menginginkan balas dendam, dia tidak akan menyelamatkan kita dan akan membunuh bos setelah menjerat yg lainnya. Dan kita dapat melarikan diri ketika kita dengan Pakunoda.” Ucap Killua.
“Kurapika tidak seperti itu. Ketika dia menjelaskan semuanya tentang Nen kepada kita, aku berpikir...” Sela Gon.
“?”
“Jika dia benar benar berpikir mengenai balas dendam...Dia akan memilih untuk mengembangkan kemampuan yg berbeda.” Ucap Gon.
“Kau pikir seperti itu?” Tanya Killua sambil makan keripik.
“Ya...
Apakah kau berpikir adakah cara yg lebih mudah ketika kau akan membunuh seseorang?” Tanya balik Gon.
“Satu lawan satu, itu memungkinkan, tapi...Kurapika tidak memiliki musuh yg sendirian. Walaupun ia telah menangkap satu, dia harus berhati hati sebelum yg lain memakunya. Ditambah dia butuh info mengenai yg lainnya.” Jawab Killua.
“Ah...Benar...” Sahut Gon.
“Melihat hal tersebut, itu adalah keahlian yg terbaik,
Aku rasa keahlian itu hanya muncul untuk balas dendam.” Ucap Killua.
“Itu benar, pada awalnya itu mungkin sasarannya, tapi sekarang...Dia berubah.” Ucap Gon dan teringat kata-kata Kurapika, “Aku memiliki teman yg sebenarnya...”
“Aku mengerti apa yg kau maksud ketika kau berkata kau berharap Kurapika akan berdiam diri untuk sementara, jika Bos mereka tidak datang kembali, yg lainnya akan melakukan apapun yg mereka bisa untuk mencari Kurapika.”
“Ya.”
Kemudian Killua menyalakan Laptopnya dan mencari info di internet.
“Tenang saja tidak ada info. Aku yakin akan ada harga mengenai kepala kita dan Kurapika di internet, mereka mungkin sudah memutuskan untuk mencari menggunakan alat mereka sendiri. Terserah, kita harus amat sangat hati-hati ketika kita pergi ke ruang pelelangan, dan...
Rencana yg kau bilang itu tadi, apakah benar-benar ada?!” Ucap Killua.
“Tentu saja!” Jawab Gon.
“Karena kita tidak memiliki cukup uang, kita harus mengandalkan rencanamu!!” Ucap Killua.
“Ini 50/50!” ucap Gon.
“Apa?! Awalnya kau bilang padaku 70% kesempatan sukses!”
“Sebenarnya kita bertiga yg akan pergi kau, Zepairu dan aku.” Ucap Gon.
“Ya, Leorio akan menjaga Kurapika.“
“Ini akan menjadi sangat berbahaya ketika kita keluar tanpa perlindungan, cara yg terbaik adalah pergi ke pelelangan menggunakan mobil.” Saran Gon.
“Jadi? Dan rencana tersebut? Apa sebenarnya?
Sudah saatnya kau bilang padaku apa itu. Kau dapat mengatakannya padaku kan? Atau akan ada resiko jika kau memberi tahu?” Teriak Killua.
“Tidak, tidak khususnya.
Tapi aku lebih baik tidak berharap kepada orang lain untuk rencana ini. Aku tidak ingin dikecewakan.” Ucap Gon.
“..........
Aku rasa ini menurunkan dibawah 50% kesempatan sukses...Huh terserah, jelaskan.”
“Jadi...”
“Aku mengerti...Menarik...Jadi...Bagaimana aku harus mengatakannya...Aku rasa kita tidak ada pilihan lain. Realistik dan tanpa resiko apapun. Kenapa aku tidak berpikir tentang ini sebelumnya...? Ini mungkin berhasil!
Kita memiliki kesempatan yg tinggi!! Kemungkinan 80%, bukan 50%.” Ucap Killua.
“Kau berpikir seperti itu? Ini mungkin berhasil!!” Teriak Gon.
@[273425049430283:]
Selanjutnya mereka bertiga Gon, Killua dan Zepairu meminjam jas lengkap untuk pergi ke pelelangan. Dan mereka bertiga segera naik taxi.
“Ke gedung pelelangan Southern Peace.” Pinta Zepairu kepada sopir taxi.
Mereka segera berangkat dan masuk ke taxi.
“Hari ini, kemungkinan akan ada satu salinan untuk pelelangan.” Ucap Killua di dalam taxi.
“Ya.
Di siang hari, di gedung B, penjualan satu salinan, tertulis seperti itu.” Ucap Gon sambil membawa brosur daftar barang lelang.
“Jika prediksimu benar...Dia mungkin ada disana juga.” Ucap Killua memikirkan Milluki.
“Dan dalam hal itu, rencanaku akan memiliki 80% kesempatan sukses.”
@[273425049430283:]
Diluar gedung pelelangan, bebarapa wartawan menanyai seseorang yaitu Milyuner Battera.
“Apa yg akan kau beli?”
“Greed Island, tentunya.”
“Kenapa kau begitu tertarik dengan itu?”
“Bukankah ini biasa untuk mencoba menjadi satu-satunya pemilik sesuatu yg kau suka.”
“Tapi kenapa permainan ini begitu berharga? Harga penjualannya benar-benar tinggi, iya kan?”
“Cinta. Semata-mata cinta, dan aku benar-benar cemburu.” Ucap Battera, dan berpikir, “Dibandingkan dengan uang yg ku investasikan untuk mengakhirkan permainan. Ini bukan apa-apa...Itu bukan urusan siapa-siapa tapi aku sendiri.”
@[273425049430283:]
Akhirnya Gon dkk sampai ditempat pelelangan dan segera masuk gedung.
“Gedung B.
Aa...Arah sini.” Killua menunjuk arah ruang lelang.
“Berapa lama sebelum pembukaan pelelangan berlangsung?” Tanya Gon.
“Kira-kira 10menit, tidakkah ada Bufe disekitar sini?” Ucap Killua.
Mereka bertiga telah memasuki ruangan pelelangan yg dihadiri banyak orang.
“Ooooh!!!” Ucap kagum Gon melihat para peserta lelang yg sangat banyak.
“Hal yg bagus kita berpakaian rapi, orang-orang berpakaian.” Ucap Killua, dan berpikir, “Menyewa tidaklah murah tapi...”
“201, jika kita memakai baju sehari-hari, kita akan mengundang perhatian.” Ucap Gon sambil menempelkan pin no.201 dibajunya.
“Hm?” Ucap kaget Gon dan Killua saat melihat Finks dihadapannya.
“Oh!” Ucap Finks yg juga kaget.
Ternyata Finks dan Feitan juga ikut dalam kerumunan peserta lelang.
Tanpa pikir panjang, Gon dan Killua langsung berlari tanpa arah meninggalkan Finks dan Feitan.
“Apa yg mereka lakukan disini?!” Tanya Gon sambil terus berlari disebelah Killua.
“Mana aku tahu?!!” Bentak Killua.
Akhirnya mereka menghentikan larinya karena tanpa disadari, Finks dan Feitan telah berada dihadapan Gon dan Killua.
“!!” Gon dan Killua mulai cemas.
“Heh!!
Betapa tidak sopannya...Melarikan diri seperti itu...” Ucap Finks santai.
“Jangan takut, kami tidak memiliki niat untuk membunuh kalian.” Ucap Feitan.
“Kami tidak memiliki alasan lagi untuk mengejar manusia rantai...” Jelas Finks yg membuat Gon dan Killua kaget.
“Aku tidak mengerti...” Ucap Gon lebih tenang.
“Hm?
Pimpinan memiliki rantai mengarah ke jantungnya. Betapa bodohnya membunuh seseorang yg telah menaruhnya disana.” Jelas Finks.
“Bukankah ada jalan lain?” Tanya Gon.
“Aku harus mengakui bahwa kepolosannya memiliki nilai bagus : dia menanyakan pertanyaan tanpa basa basi.” Pikir Killua.
“Nen tidak selalu menghilang setelah mati. Dalam beberapa kasus, Nen menjadi lebih kuat. Rantai itu termasuk dalam kategorinya. Jika kita membunuhnya sebelum dirinya melepas kebencian dan penyesalannya, Nennya akan menjadi lebih luat. Nen yg tersisa setelah kematian mencoba untuk mencari tempat untuk memperbaiki, dan biasanya pergi ke ponts dimana kebencian dan inti Nen berada.
Dengan kata lain, Danchou, yg memiliki Nen manusia rantai yg berada di dirinya, merupakan tempat ideal.
Dia tidak bisa menggunakan Nennya lagi, dan tidak akan mungkin menghindari Nen negative, dan dia akan mati.
Nen dari orang mati lebih kuat dari yg kalian bayangkan.
Karena itu kenapa kami tidak boleh membunuh teman kalian.” Jelas Finks lalu melirik ke arah Feitan.
“Aku tahu, aku tidak akan bicara banyak tapi aku tidak akan bicara lagi.” Lanjutnya.
“Diantara pengguna Nen, beberapa memiliki kemampuan untuk melepas Nen yg dimasukkan paksa oleh orang lain.
Kemampuan untuk membebaskan seseorang dari Nen yg memenjarakannya...
Di jalanan mereka menyebutnya "penghapus jiwa" atau "pembersih jiwa", mereka terkenal karena kekuatan spiritual mereka. Tapi diantara mereka, mereka menyebut Nennya "penghapus" atau "pembersih".
Orang biasa tidak perduli keberadaan Nen tidak menyukai bersama dengan jiwa dan hak milik yg memiliki kemampuan tersebut hanya beberapa dan diantara mereka, mereka yg bisa menghapus Nen tinggal satu sekarang kematian dapat dihitung jari dengan satu tangan.
Pimpinan pergi mencari "penghapus" terkenal itu, kami tinggal menunggunya. Jadi...Dengan kata lain, kami tidak ada keinginan untuk melawan kalian lagi.” Jelas Finks.
“Ditambah lagi sekarang kami tahu kelemahan manusia rantai itu, kami tidak perlu terburu-buru. Dengan jelas, ini adalah salinan curian.” Pikir Finks sambil membawa sebuah salinan buku.
“Kami datang kemari semata-mata sebagai pembeli. Hanya kesenangan bertamasya, yg lain kembali kerumah.” Ucap Finks, dan berpikir, “Kapan mereka mengerti bahwa Hysoka telah berbohong.”
“Uhm...Pakunoda juga...?” Tanya Gon.
“Dia mati.” Jawab Finks.
“!” Killua dan Gon sangat terkejut.
Gon teringat kata-kata Pakunoda, “Kenapa kau tidak lari? Ya, aku terluka. Kalian tidak akan ada masalah menjauh dariku. Jika kalian melucutiku, aku tidak akan ada apa-apanya untuk pertukaran, dan temanmu bisa membunuh pimpinan tanpa masalah. Kenapa tidak kalian coba? Bukankah dia teman kalian?”
“Itu karena dia adalah teman kami. Kami tidak ingin dia membunuh seseorang, jika semuanya bisa diselesaikan dengan pertukaran itu mungkin solusi yg terbaik!! Jadi? Kau ikut?”
@[273425049430283:]
”Paku...Sangat berterima kasih padamu.” Ucap Finks pada Gon.
Lalu mereka pergi dari hadapan Gon dan Killua.
@[273425049430283:]
Kembali ke tempat pelengan, gedung B.
Pembawa acara segera naik keatas panggung pelelangan.
“Para hadirin...Pelelangan Southern Peace kini resmi dibuka!!” Teriak pembawa acara dan suasana bergemuruh.
Bersambung ke chapter 121
@[273425049430283:]
Jangan Lupa Klik Link diBawah dan Bagikan.
ALUR CERITA HUNTER X HUNTER
====================
Chapter 120
6 SEPTEMBER BAGIAN 1
Ditulis : Dj
Mangaka : Yoshihiro Togashi
Disebuah apartemen, dan didalam ruangan dimana Kurapika sedang dirawat karena mengalami demam.
Senritsu, Leorio dan Zepairu sedang menjaganya.
“Bagaimana dengan demam Kurapika?” Tanya Zepairu.
“Sudah agak membaik sedikit. 24 jam telah lewat.”
“Dia tertidur dengan lelapnya. Lagipula dia butuh istirahat.” Ucap Zepairu.
“Sulingku tidak berpengaruh, jadi...Aku pikir ini bukan demam biasa yg ada kaitannya dengan kelelahan atau penyakit.” Jelas Senritsu.
“Jika kita tidak melihat perkembangan hari ini, kita akan memanggil dokter, walaupun akan beresiko. Jika kita tidak membawanya ke rumah sakit, aku dapat memanggilkan temanku untuk datang.” Usul Zepairu sambil mengangkat jempol.
“Terima kasih.” Ucap Senritsu.
@[273425049430283:]
Sementara itu ditempat lain, terlihat Gon dan Killua sedang ngobrol didalam kamar.
“Jika saja demamnya akan terus berlanjut...” Ucap Gon.
“Yah...Itu benar...” Sela Killua.
“Er...Iya...Tapi...” Ucap Gon.
“Tunggu sebentar! Apakah kau menyadari yg aku katakan.” Bingung Killua.
“Jika pelelangan akan berakhir seperti ini...Semuanya akan berakhir tanpa pertarungan lainnya dengan Ryodan. Aku tidak tahu kenapa, tapi aku rasa Kurapika seharusnya tidak bertarung dengan Ryodan lagi.” Ucap Gon.
“Yah...Jika dia benar benar menginginkan balas dendam, dia tidak akan menyelamatkan kita dan akan membunuh bos setelah menjerat yg lainnya. Dan kita dapat melarikan diri ketika kita dengan Pakunoda.” Ucap Killua.
“Kurapika tidak seperti itu. Ketika dia menjelaskan semuanya tentang Nen kepada kita, aku berpikir...” Sela Gon.
“?”
“Jika dia benar benar berpikir mengenai balas dendam...Dia akan memilih untuk mengembangkan kemampuan yg berbeda.” Ucap Gon.
“Kau pikir seperti itu?” Tanya Killua sambil makan keripik.
“Ya...
Apakah kau berpikir adakah cara yg lebih mudah ketika kau akan membunuh seseorang?” Tanya balik Gon.
“Satu lawan satu, itu memungkinkan, tapi...Kurapika tidak memiliki musuh yg sendirian. Walaupun ia telah menangkap satu, dia harus berhati hati sebelum yg lain memakunya. Ditambah dia butuh info mengenai yg lainnya.” Jawab Killua.
“Ah...Benar...” Sahut Gon.
“Melihat hal tersebut, itu adalah keahlian yg terbaik,
Aku rasa keahlian itu hanya muncul untuk balas dendam.” Ucap Killua.
“Itu benar, pada awalnya itu mungkin sasarannya, tapi sekarang...Dia berubah.” Ucap Gon dan teringat kata-kata Kurapika, “Aku memiliki teman yg sebenarnya...”
“Aku mengerti apa yg kau maksud ketika kau berkata kau berharap Kurapika akan berdiam diri untuk sementara, jika Bos mereka tidak datang kembali, yg lainnya akan melakukan apapun yg mereka bisa untuk mencari Kurapika.”
“Ya.”
Kemudian Killua menyalakan Laptopnya dan mencari info di internet.
“Tenang saja tidak ada info. Aku yakin akan ada harga mengenai kepala kita dan Kurapika di internet, mereka mungkin sudah memutuskan untuk mencari menggunakan alat mereka sendiri. Terserah, kita harus amat sangat hati-hati ketika kita pergi ke ruang pelelangan, dan...
Rencana yg kau bilang itu tadi, apakah benar-benar ada?!” Ucap Killua.
“Tentu saja!” Jawab Gon.
“Karena kita tidak memiliki cukup uang, kita harus mengandalkan rencanamu!!” Ucap Killua.
“Ini 50/50!” ucap Gon.
“Apa?! Awalnya kau bilang padaku 70% kesempatan sukses!”
“Sebenarnya kita bertiga yg akan pergi kau, Zepairu dan aku.” Ucap Gon.
“Ya, Leorio akan menjaga Kurapika.“
“Ini akan menjadi sangat berbahaya ketika kita keluar tanpa perlindungan, cara yg terbaik adalah pergi ke pelelangan menggunakan mobil.” Saran Gon.
“Jadi? Dan rencana tersebut? Apa sebenarnya?
Sudah saatnya kau bilang padaku apa itu. Kau dapat mengatakannya padaku kan? Atau akan ada resiko jika kau memberi tahu?” Teriak Killua.
“Tidak, tidak khususnya.
Tapi aku lebih baik tidak berharap kepada orang lain untuk rencana ini. Aku tidak ingin dikecewakan.” Ucap Gon.
“..........
Aku rasa ini menurunkan dibawah 50% kesempatan sukses...Huh terserah, jelaskan.”
“Jadi...”
“Aku mengerti...Menarik...Jadi...Bagaimana aku harus mengatakannya...Aku rasa kita tidak ada pilihan lain. Realistik dan tanpa resiko apapun. Kenapa aku tidak berpikir tentang ini sebelumnya...? Ini mungkin berhasil!
Kita memiliki kesempatan yg tinggi!! Kemungkinan 80%, bukan 50%.” Ucap Killua.
“Kau berpikir seperti itu? Ini mungkin berhasil!!” Teriak Gon.
@[273425049430283:]
Selanjutnya mereka bertiga Gon, Killua dan Zepairu meminjam jas lengkap untuk pergi ke pelelangan. Dan mereka bertiga segera naik taxi.
“Ke gedung pelelangan Southern Peace.” Pinta Zepairu kepada sopir taxi.
Mereka segera berangkat dan masuk ke taxi.
“Hari ini, kemungkinan akan ada satu salinan untuk pelelangan.” Ucap Killua di dalam taxi.
“Ya.
Di siang hari, di gedung B, penjualan satu salinan, tertulis seperti itu.” Ucap Gon sambil membawa brosur daftar barang lelang.
“Jika prediksimu benar...Dia mungkin ada disana juga.” Ucap Killua memikirkan Milluki.
“Dan dalam hal itu, rencanaku akan memiliki 80% kesempatan sukses.”
@[273425049430283:]
Diluar gedung pelelangan, bebarapa wartawan menanyai seseorang yaitu Milyuner Battera.
“Apa yg akan kau beli?”
“Greed Island, tentunya.”
“Kenapa kau begitu tertarik dengan itu?”
“Bukankah ini biasa untuk mencoba menjadi satu-satunya pemilik sesuatu yg kau suka.”
“Tapi kenapa permainan ini begitu berharga? Harga penjualannya benar-benar tinggi, iya kan?”
“Cinta. Semata-mata cinta, dan aku benar-benar cemburu.” Ucap Battera, dan berpikir, “Dibandingkan dengan uang yg ku investasikan untuk mengakhirkan permainan. Ini bukan apa-apa...Itu bukan urusan siapa-siapa tapi aku sendiri.”
@[273425049430283:]
Akhirnya Gon dkk sampai ditempat pelelangan dan segera masuk gedung.
“Gedung B.
Aa...Arah sini.” Killua menunjuk arah ruang lelang.
“Berapa lama sebelum pembukaan pelelangan berlangsung?” Tanya Gon.
“Kira-kira 10menit, tidakkah ada Bufe disekitar sini?” Ucap Killua.
Mereka bertiga telah memasuki ruangan pelelangan yg dihadiri banyak orang.
“Ooooh!!!” Ucap kagum Gon melihat para peserta lelang yg sangat banyak.
“Hal yg bagus kita berpakaian rapi, orang-orang berpakaian.” Ucap Killua, dan berpikir, “Menyewa tidaklah murah tapi...”
“201, jika kita memakai baju sehari-hari, kita akan mengundang perhatian.” Ucap Gon sambil menempelkan pin no.201 dibajunya.
“Hm?” Ucap kaget Gon dan Killua saat melihat Finks dihadapannya.
“Oh!” Ucap Finks yg juga kaget.
Ternyata Finks dan Feitan juga ikut dalam kerumunan peserta lelang.
Tanpa pikir panjang, Gon dan Killua langsung berlari tanpa arah meninggalkan Finks dan Feitan.
“Apa yg mereka lakukan disini?!” Tanya Gon sambil terus berlari disebelah Killua.
“Mana aku tahu?!!” Bentak Killua.
Akhirnya mereka menghentikan larinya karena tanpa disadari, Finks dan Feitan telah berada dihadapan Gon dan Killua.
“!!” Gon dan Killua mulai cemas.
“Heh!!
Betapa tidak sopannya...Melarikan diri seperti itu...” Ucap Finks santai.
“Jangan takut, kami tidak memiliki niat untuk membunuh kalian.” Ucap Feitan.
“Kami tidak memiliki alasan lagi untuk mengejar manusia rantai...” Jelas Finks yg membuat Gon dan Killua kaget.
“Aku tidak mengerti...” Ucap Gon lebih tenang.
“Hm?
Pimpinan memiliki rantai mengarah ke jantungnya. Betapa bodohnya membunuh seseorang yg telah menaruhnya disana.” Jelas Finks.
“Bukankah ada jalan lain?” Tanya Gon.
“Aku harus mengakui bahwa kepolosannya memiliki nilai bagus : dia menanyakan pertanyaan tanpa basa basi.” Pikir Killua.
“Nen tidak selalu menghilang setelah mati. Dalam beberapa kasus, Nen menjadi lebih kuat. Rantai itu termasuk dalam kategorinya. Jika kita membunuhnya sebelum dirinya melepas kebencian dan penyesalannya, Nennya akan menjadi lebih luat. Nen yg tersisa setelah kematian mencoba untuk mencari tempat untuk memperbaiki, dan biasanya pergi ke ponts dimana kebencian dan inti Nen berada.
Dengan kata lain, Danchou, yg memiliki Nen manusia rantai yg berada di dirinya, merupakan tempat ideal.
Dia tidak bisa menggunakan Nennya lagi, dan tidak akan mungkin menghindari Nen negative, dan dia akan mati.
Nen dari orang mati lebih kuat dari yg kalian bayangkan.
Karena itu kenapa kami tidak boleh membunuh teman kalian.” Jelas Finks lalu melirik ke arah Feitan.
“Aku tahu, aku tidak akan bicara banyak tapi aku tidak akan bicara lagi.” Lanjutnya.
“Diantara pengguna Nen, beberapa memiliki kemampuan untuk melepas Nen yg dimasukkan paksa oleh orang lain.
Kemampuan untuk membebaskan seseorang dari Nen yg memenjarakannya...
Di jalanan mereka menyebutnya "penghapus jiwa" atau "pembersih jiwa", mereka terkenal karena kekuatan spiritual mereka. Tapi diantara mereka, mereka menyebut Nennya "penghapus" atau "pembersih".
Orang biasa tidak perduli keberadaan Nen tidak menyukai bersama dengan jiwa dan hak milik yg memiliki kemampuan tersebut hanya beberapa dan diantara mereka, mereka yg bisa menghapus Nen tinggal satu sekarang kematian dapat dihitung jari dengan satu tangan.
Pimpinan pergi mencari "penghapus" terkenal itu, kami tinggal menunggunya. Jadi...Dengan kata lain, kami tidak ada keinginan untuk melawan kalian lagi.” Jelas Finks.
“Ditambah lagi sekarang kami tahu kelemahan manusia rantai itu, kami tidak perlu terburu-buru. Dengan jelas, ini adalah salinan curian.” Pikir Finks sambil membawa sebuah salinan buku.
“Kami datang kemari semata-mata sebagai pembeli. Hanya kesenangan bertamasya, yg lain kembali kerumah.” Ucap Finks, dan berpikir, “Kapan mereka mengerti bahwa Hysoka telah berbohong.”
“Uhm...Pakunoda juga...?” Tanya Gon.
“Dia mati.” Jawab Finks.
“!” Killua dan Gon sangat terkejut.
Gon teringat kata-kata Pakunoda, “Kenapa kau tidak lari? Ya, aku terluka. Kalian tidak akan ada masalah menjauh dariku. Jika kalian melucutiku, aku tidak akan ada apa-apanya untuk pertukaran, dan temanmu bisa membunuh pimpinan tanpa masalah. Kenapa tidak kalian coba? Bukankah dia teman kalian?”
“Itu karena dia adalah teman kami. Kami tidak ingin dia membunuh seseorang, jika semuanya bisa diselesaikan dengan pertukaran itu mungkin solusi yg terbaik!! Jadi? Kau ikut?”
@[273425049430283:]
”Paku...Sangat berterima kasih padamu.” Ucap Finks pada Gon.
Lalu mereka pergi dari hadapan Gon dan Killua.
@[273425049430283:]
Kembali ke tempat pelengan, gedung B.
Pembawa acara segera naik keatas panggung pelelangan.
“Para hadirin...Pelelangan Southern Peace kini resmi dibuka!!” Teriak pembawa acara dan suasana bergemuruh.
Bersambung ke chapter 121
@[273425049430283:]
Jangan Lupa Klik Link diBawah dan Bagikan.
0 komentar: