====================
ALUR CERITA HUNTER X HUNTER
====================
Chapter 116
4 SEPTEMBER BAGIAN 15
Teks Version by : www.beelzeta.com
Mangaka : Yoshihiro Togashi
Kurapika semakin kesal, melihat tawanan di
sebelahnya masih tampak tenang-tenang
saja, dan mengatakan kalau apa yang Kurapika lakukan adalah sia-sia.
“Kurang ajar!!!” Ucap geram Kurapika.
Sementara Kuroro, ia tetap terlihat tenang.
“Biar aku katakan sekali lagi ...
Kondisiku sekarang ini, sederhananya ini
hanya seperti aku sedang berlibur menjadi
ketua, bagiku tak ada perbedaan berarti
antara ditangkap atau tidak.”
Kurapika kesal dan langsung menghajarnya.
Begitu keras, dengan pukulan yang tepat di
pipi Kuroro.
“Huh.” Meski dengan luka yang kelihatannya
cukup serius di wajah, Kuroro tetap tenang,
membuat Kurapika menjadi semakin kesal
dan kesal.
“Kurapika!!!” Teman-temannya mencoba
untuk menenangkan.
Teks Version by www.Beelzeta.com
@[273425049430283:]
“Kendalikanlah dirimu, ini tidak seperti kau,
Kurapika.” Ucap Leorio, meskipun dalam hati
ia mengerti, “Tapi aku bisa mengerti, betapa
sulitnya bagimu untuk tetap tenang, saat
musuh terbesarmu berada di depan matamu.
Tapi bagaimanapun, aku tetap harus
menenangkannya.”
“Yang penting kita sudah mendapatkannya,
bertindak seperti itu tak akan menyelesaikan
apa-apa.” Ucap Leorio.
“Yang penting? Kelihatannya kalian benar-
benar salah paham.” Ucap Kuroro, “Kalian
semua salah paham sejak awal. Sebagai
seorang sandera, aku tak berarti apa-apa.”
“Kalau kau berbicara seenaknya lagi, aku
jamin kau akan menyesal.” Ancam Kurapika.
“Dia tidak berbohong.” Ucap Senritsu.
“Eh?”
“Semua yang dikatakannya adalah kebenaran.” Ucap Senritsu lagi.
“Benar sekali.” Ucap Kuroro, “Disini, kalianlah yang harusnya panik.”
“Aku tak mengerti, apa maksudmu?”
Kurapika bertanya pada Senritsu.
“Melodi detak jantung orang ini tetap normal,
aku tak bisa mendeteksi sedikitpun rasa
gugup darinya. Aku tak mendengar kejanggalan apapun yang mengindikasikan
ketakutannya terhadap kematian. Ini seperti
ide untuk bertahan hidup tak pernah
melintas sekalipun dalam benaknya. Melodi
itu, melodi dari seseorang yang sudah ikhlas
menerima kematian. Seseorang yang hidup
hari demi hari dengan kematian berada di
sisinya, tapi dengan perasaan yang senang.
Bagaimana bisa dia memiliki melodi seperti
ini? Cukup. aku tak mau mendengarnya
lagi!!! Melodi orang itu, aku tak mau
mendengarnya lagi!!!” Senritsu malah
ketakutan dan menutup telinganya.
“Senritsu ...” Kurapika khawatir. Namun
segera, Senritsu bisa menenangkan diri.
“Lelaki itu memang berpikir kalau dirinya
tidak berarti ...
Tapi kenyataannya, dia adalah bos mereka.”
Ucap Senritsu.
“Kau ...” Kurapika kembali bertanya pada
Kuroro, “Atau tepatnya kalian semua, siapa
kalian sebenarnya?”
“Kami adalah Ryodan.” Jawab Kuroro.
“Lima tahun yang lalu, saat kalian menyerang
klan bermata scarlet, Kurata, apakah kau
sudah menjadi bos mereka? Jawab.” Kurapika
menggunakan rantai pengadilannya dan
bertanya. Akan tetapi, Kuroro malah balik
bertanya.
“Itu ... Jadi itu rantai yang kau gunakan pada
Uvo ya? Apa kata-kata terakhir yang dia
ucapkan padamu?”
“Aku sudah lupa!! Jawab pertanyaanku!!”
Bentak Kurapika.
“Kau berbohong ...
Dia berbohong, benar kan?” Tanya Kuroro ke
Senritsu.
“...” Senritsu hanya daim.
“Aku bisa mengerti bagaimana perasaannya.
Aku merasakan hal yang sama, perasaan
kalau tak ada yang perlu aku jawab.”
“Kurapika! Dia memprovokasimu!! Jangan
merespon!!”
“Siall!!” Kurapika berusaha untuk menahan
amarahnya.
“Sial ... Kurang ajar ... Sial!!!” Umpat
Kurapika dalam hati, sampai akhirnya dia bisa menenangkan diri.
“Ini tak akan bisa dihentikan ...” Ucap Kuroro
dalam hati, “Di dalam persenjataan Kurapika, terdapat suatu kekurangan yang tak terduga..
Kami akan mengambil keuntungan dari itu.
Ya, tak perlu diragukan lagi ...
Pakunoda, kau tak boleh terpengaruh ...
Kau harus datang bersama dengan semuanya ...
Karena dia, dia akan memposisikan teman-
temannya di atas misinya.”
----- Hunter x Hunter Chapter 116 -----
@[273425049430283:]
Di markas, ketiga anggota Ryodan masih
menunggu, duduk sepi sampai akhirnya
suatu bunyi terdengar dari salah satu
ruangan.
Franklin dan Bonolenov berdiri, “Apa ada
orang disana?”
“Biar aku yang mengeceknya.” Ucap Hysoka
dan lalu pergi kesana.
“Hei, berhati-hatilah.” Ucap Franklin.
“Jangan khawatir.” Balas Hysoka dan lalu
masuk.
Tak ...
Bunyi aneh juga terdengar dari sebelah.
“!!?” Franklin menolehkan wajahnya ke arah
jendela, dan ...
tampak sesesosok gadis kecil berkimono, adik Killua keluar dari jendela.
Adik Killua meloncat dari jendela, lalu keluar,
meloncat dengan cepat dan lincah.
“Apa dia salah satu dari mereka?”
“Haruskah kita mengikutinya?”
“Tidak, mungkin saja ini cuma jebakan.” Ucap Franklin, “Mari kita tunggu sampai semuanya berkumpul disini.”
----- Hunter x Hunter Chapter 116 -----
@[273425049430283:]
Sementara itu di dalam ruangan yang ia
masuki, Hysoka tersenyum, karena yang
datang adalah apa yang sudah ditunggunya.
Bersambung ke Hunter x Hunter Chapter 117
Jangan Lupa Klik Link diBawah dan Bagikan.
ALUR CERITA HUNTER X HUNTER
====================
Chapter 116
4 SEPTEMBER BAGIAN 15
Teks Version by : www.beelzeta.com
Mangaka : Yoshihiro Togashi
Kurapika semakin kesal, melihat tawanan di
sebelahnya masih tampak tenang-tenang
saja, dan mengatakan kalau apa yang Kurapika lakukan adalah sia-sia.
“Kurang ajar!!!” Ucap geram Kurapika.
Sementara Kuroro, ia tetap terlihat tenang.
“Biar aku katakan sekali lagi ...
Kondisiku sekarang ini, sederhananya ini
hanya seperti aku sedang berlibur menjadi
ketua, bagiku tak ada perbedaan berarti
antara ditangkap atau tidak.”
Kurapika kesal dan langsung menghajarnya.
Begitu keras, dengan pukulan yang tepat di
pipi Kuroro.
“Huh.” Meski dengan luka yang kelihatannya
cukup serius di wajah, Kuroro tetap tenang,
membuat Kurapika menjadi semakin kesal
dan kesal.
“Kurapika!!!” Teman-temannya mencoba
untuk menenangkan.
Teks Version by www.Beelzeta.com
@[273425049430283:]
“Kendalikanlah dirimu, ini tidak seperti kau,
Kurapika.” Ucap Leorio, meskipun dalam hati
ia mengerti, “Tapi aku bisa mengerti, betapa
sulitnya bagimu untuk tetap tenang, saat
musuh terbesarmu berada di depan matamu.
Tapi bagaimanapun, aku tetap harus
menenangkannya.”
“Yang penting kita sudah mendapatkannya,
bertindak seperti itu tak akan menyelesaikan
apa-apa.” Ucap Leorio.
“Yang penting? Kelihatannya kalian benar-
benar salah paham.” Ucap Kuroro, “Kalian
semua salah paham sejak awal. Sebagai
seorang sandera, aku tak berarti apa-apa.”
“Kalau kau berbicara seenaknya lagi, aku
jamin kau akan menyesal.” Ancam Kurapika.
“Dia tidak berbohong.” Ucap Senritsu.
“Eh?”
“Semua yang dikatakannya adalah kebenaran.” Ucap Senritsu lagi.
“Benar sekali.” Ucap Kuroro, “Disini, kalianlah yang harusnya panik.”
“Aku tak mengerti, apa maksudmu?”
Kurapika bertanya pada Senritsu.
“Melodi detak jantung orang ini tetap normal,
aku tak bisa mendeteksi sedikitpun rasa
gugup darinya. Aku tak mendengar kejanggalan apapun yang mengindikasikan
ketakutannya terhadap kematian. Ini seperti
ide untuk bertahan hidup tak pernah
melintas sekalipun dalam benaknya. Melodi
itu, melodi dari seseorang yang sudah ikhlas
menerima kematian. Seseorang yang hidup
hari demi hari dengan kematian berada di
sisinya, tapi dengan perasaan yang senang.
Bagaimana bisa dia memiliki melodi seperti
ini? Cukup. aku tak mau mendengarnya
lagi!!! Melodi orang itu, aku tak mau
mendengarnya lagi!!!” Senritsu malah
ketakutan dan menutup telinganya.
“Senritsu ...” Kurapika khawatir. Namun
segera, Senritsu bisa menenangkan diri.
“Lelaki itu memang berpikir kalau dirinya
tidak berarti ...
Tapi kenyataannya, dia adalah bos mereka.”
Ucap Senritsu.
“Kau ...” Kurapika kembali bertanya pada
Kuroro, “Atau tepatnya kalian semua, siapa
kalian sebenarnya?”
“Kami adalah Ryodan.” Jawab Kuroro.
“Lima tahun yang lalu, saat kalian menyerang
klan bermata scarlet, Kurata, apakah kau
sudah menjadi bos mereka? Jawab.” Kurapika
menggunakan rantai pengadilannya dan
bertanya. Akan tetapi, Kuroro malah balik
bertanya.
“Itu ... Jadi itu rantai yang kau gunakan pada
Uvo ya? Apa kata-kata terakhir yang dia
ucapkan padamu?”
“Aku sudah lupa!! Jawab pertanyaanku!!”
Bentak Kurapika.
“Kau berbohong ...
Dia berbohong, benar kan?” Tanya Kuroro ke
Senritsu.
“...” Senritsu hanya daim.
“Aku bisa mengerti bagaimana perasaannya.
Aku merasakan hal yang sama, perasaan
kalau tak ada yang perlu aku jawab.”
“Kurapika! Dia memprovokasimu!! Jangan
merespon!!”
“Siall!!” Kurapika berusaha untuk menahan
amarahnya.
“Sial ... Kurang ajar ... Sial!!!” Umpat
Kurapika dalam hati, sampai akhirnya dia bisa menenangkan diri.
“Ini tak akan bisa dihentikan ...” Ucap Kuroro
dalam hati, “Di dalam persenjataan Kurapika, terdapat suatu kekurangan yang tak terduga..
Kami akan mengambil keuntungan dari itu.
Ya, tak perlu diragukan lagi ...
Pakunoda, kau tak boleh terpengaruh ...
Kau harus datang bersama dengan semuanya ...
Karena dia, dia akan memposisikan teman-
temannya di atas misinya.”
----- Hunter x Hunter Chapter 116 -----
@[273425049430283:]
Di markas, ketiga anggota Ryodan masih
menunggu, duduk sepi sampai akhirnya
suatu bunyi terdengar dari salah satu
ruangan.
Franklin dan Bonolenov berdiri, “Apa ada
orang disana?”
“Biar aku yang mengeceknya.” Ucap Hysoka
dan lalu pergi kesana.
“Hei, berhati-hatilah.” Ucap Franklin.
“Jangan khawatir.” Balas Hysoka dan lalu
masuk.
Tak ...
Bunyi aneh juga terdengar dari sebelah.
“!!?” Franklin menolehkan wajahnya ke arah
jendela, dan ...
tampak sesesosok gadis kecil berkimono, adik Killua keluar dari jendela.
Adik Killua meloncat dari jendela, lalu keluar,
meloncat dengan cepat dan lincah.
“Apa dia salah satu dari mereka?”
“Haruskah kita mengikutinya?”
“Tidak, mungkin saja ini cuma jebakan.” Ucap Franklin, “Mari kita tunggu sampai semuanya berkumpul disini.”
----- Hunter x Hunter Chapter 116 -----
@[273425049430283:]
Sementara itu di dalam ruangan yang ia
masuki, Hysoka tersenyum, karena yang
datang adalah apa yang sudah ditunggunya.
Bersambung ke Hunter x Hunter Chapter 117
Jangan Lupa Klik Link diBawah dan Bagikan.
0 komentar: